| |
Diantara Asmaul Husna yang dimiliki Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah
Al-Hakim yang bermakna : "Yang menetapkan Hukum, atau Yang mempunyai sifat
Hikmah, di mana Allah tidak berkata dan bertindak dengan sia-sia. Oleh
karena itulah semua syari'at Allah Subhanahu wa Ta'ala mempunyai kebaikan
yang besar dan manfaat yang banyak bagi hamba-Nya di dunia seperti kebagusan
hati, ketenangan jiwa dan kebaikan keadaan. Juga akibat yang baik dan
kemenangan yang besar di kampung kenikmatan (akhirat) dengan melihat
wajah-Nya dan mendapatkan ridha-Nya.
Demikian pula haji, sebuah ibadah tahunan yang besar yang Allah syari'atkan
bagi para hamba-Nya, mempunyai berbagai manfaat yang besar dan tujuan yang
besar pula, yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat. Dan diantara hikmah
ibadah haji ini adalah.
[1]. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah
Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menghadapkan hati
kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi dengan haq,
kecuali Dia dan bahwa Dia adalah satu-satunya pemilik nama-nama yang indah
dan sifat-sifat yang mulia. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang
menyerupai-Nya dan tidak ada tandingan-Nya.
Dan hal ini telah diisyaratkan dalam firman-Nya.
"Artinya : Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah untuk
Ibrahim dengan menyatakan ; "Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan apapun
dan sucikan rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, beribadah, ruku dan
sujud" [Al-Hajj : 26]
Mensucikan rumah-Nya di dalam hal ini adalah dengan cara beribadah
semata-mata kepada Allah di dekat rumah-Nya (Ka'bah) yang mulia, mebersihkan
sekitar Ka'bah dari berhala-berhala, patung-patung, najis-najis yang Allah
Subhanahu wa Ta'ala haramkan serta dari segala hal yang mengganggu
orang-orang yang sedang menjalankan haji atau umrah atau hal-hal lain yang
menyibukkan (melalaikan, -pent) dari tujuan mereka.
[2]. Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah
"Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Satu
umrah sampai umrah yang lain adalah sebagai penghapus dosa antara keduanya
dan tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali jannah" [HR Bukhari dan
Muslim, Bahjatun Nanzhirin no. 1275]
"Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata : "Aku mendengar Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda bahwa barang siapa berhaji ke Baitullah ini
karena Allah, tidak melakukan rafats dan fusuuq, niscaya ia kembali seperti
hari ia dilahirkan oleh ibunya" [HR Bukhari]
Rafats : jima' ; pendahuluannya dan ucapan kotor, Fusuuq : kemaksiatan
Sesungguhnya barangsiapa mendatangi Ka'bah, kemudian menunaikan haji atau
umrah dengan baik, tanpa rafats dan fusuuq serta dengan ikhlas karena Allah
Subhanahu wa Ta'ala semata, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengampuni
dosa-dosanya dan menuliskan jannah baginya. Dan hal inilah yang didambakan
oleh setiap mu'min dan mu'minah yaitu meraih keberuntungan berupa jannah dan
selamat dari neraka.
[3]. Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam
"Dan serulah manusia untuk berhaji, niscaya mereka akan datang kepadamu
dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru yang jauh"[Al-Hajj : 27]
Nabi Ibrahim Alaihissalam telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia.
Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki
(untuk bisa) mendengar seruan Nabi Ibrahim Alaihissalam tersebut dan
menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman Nabi Ibrahim hingga
sekarang.
[4]. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Agar supaya mereka menyaksikan
berbagai manfaat bagi mereka" [Al-Hajj : 28]
Alah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan manfaat-manfaat dengan muthlaq (secara
umum tanpa ikatan) dan mubham (tanpa penjelasan) karena banyaknya dan
besarnya menafaat-manfaat yang segera terjadi dan nanti akan terjadi baik
duniawi maupun ukhrawi.
Dan diantara yang terbesar adalah menyaksikan tauhid-Nya, yakni mereka
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala semata-mata. Mereka datang dengan
niat mencari wajah-Nya yang mulia bukan karena riya' (dilihat orang lain)
dan juga bukan karena sum'ah (dibicarakan orang lain). Bahkan mereka
betauhid dan ikhlas kepada-Nya, serta mengikrarkan (tauhid) di antara
hamba-hamba- Nya, dan saling menasehati di antara orang-orang yang datang
(berhaji dan sebagainya,- pent) tentangnya (tauhid).
Mereka thawaaf mengelilingi Ka'bah, mengagungkan- Nya, menjalankan shalat di
rumah-Nya, memohon karunia-Nya, berdo'a supaya ibadah haji mereka diterima,
dosa-dosa mereka diampuni, dikembalikan dengan selamat ke nergara
masing-masing dan diberi anugerah kembali lagi untuk berdo'a dan merendah
diri kepda-Nya.
Mereka mengucapkan talbiyah dengan keras sehingga di dengar oleh orang yang
dekat ataupun yang jauh, dan yang lain bisa mempelajarinya agar mengetahui
maknanya, merasakannya, mewujudkan di dalam hati, lisan dan amalan mereka.
Dan bahwa maknanya adalah : Mengikhlaskan ibadah semata-mata untuk Allah dan
beriman bahwa Dia adalah 'ilah mereka yang haq, Pencipta mereka, Pemberi
rizki mereka, Yang diibadahi sewaktu haji dan lainnya.
[5]. Saling Mengenal Dan Saling Menasehati
Dan diantara hikmah haji adalah bahwa kaum muslimin bisa saling mengenal dan
saling berwasiat dan menasehati dengan al-haq. Mereka datang dari segala
penjuru, dari barat, timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul di rumah
Allah Subhanahu wa Ta'ala yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di
Makkah. Mereka saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang
lain, membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia akhirat,
maslahat taklim tata cara haji, shalat, zakat, maslahat bimbingan,
pengarahan dan dakwah ke jala Allah.
Mereka bisa mendengar dari para ulama, apa yang bermanfaat bagi mereka yang
di sana terdapat petunjuk dan bimbingan menuju jalan yang lurus, jalan
kebahagiaan menuju tauhidullah dan ikhlas kepada-Nya, menuju ketaatan yang
diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mengetahui kemaksiatan untuk
dijauhi, dan supaya mereka mengetahui batas-batas Allah dan mereka bisa
saling menolong di dalam kebaikan dan taqwa.
[6]. Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Ta'ala
Dan diantara manfaat haji yang besar adalah bahwa mereka bisa mempelajari
agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua, dan di lingkungann masjid
Nabawi dari para ulama dan pembimbing serta memberi peringatan tentang apa
yang mereka tidak ketahui mengenai hukum-hukum agama, haji, umrah dan
lainnya. Sehingga mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan ilmu.
Dari Makkah inilah tertib ilmu itu, yaitu ilmu tauhid dan agama. Kemudian
(berkembang) dari Madinah, dari seluruh jazirah ini dan dari seluruh
negeri-negeri Allah Subhanahu wa Ta'ala yang ada ilmu dan ahli ilmu. Namun
semua asalnya adalah dari sini, dari lingkungan rumah Allah yang tua.
Maka wajib bagi para ulama dan da'i, dimana saja mereka berada, terlebih
lagi di lingkungan rumah Allah Subhanahu wa Ta'ala ini, untuk mengajari
manusia, orang-orang yang menunaikan haji dan umrah, orang-orang asli dan
pendatang serta para penziarah, tentang agama dan manasik haji mereka.
Seorang muslim diperintahkan untuk belajar, bagaimanapun (keadaannya) ia,
dimana saja dan kapan saja ; tetapi di lingkungan rumah Allah yang tua,
urusan ini (belajar agama) lebih penting dan mendesak.
Dan di antara tanda-tanda kebaikan dan kebahagian seseorang adalah belajar
tentang agama Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Nabi Shallallahu 'alaihi bersabda : "Barangsiapa yang dikehendaki
oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala memperoleh kebaikan, niscaya Dia menjadikan
faqih terhadap agama" [HR Bukhari, Kitab Al-Ilmi 3 bab : 14]
Di sini, di negeri Allah, di negerimu dan di negeri mana saja, jika engkau
dapati seorang alim ahli syari'at Allah, maka pergunakanlah kesempatan.
Janganlah engkau takabur dan malas. Karena ilmu itu tidak bisa diraih oleh
orang-orang yang takabur, pemalas, lemah serta pemalu. Ilmu itu membutuhkan
kesigapan dan kemauan yang tinggi.
Mundur dari menuntut ilmu, itu bukanlah sifat malu, tetapi suatu kelemahan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Dan Allah tidak malu dari kebenaran" [Al-Ahzab : 53]
Karenanya seorang mukmin dan mukminah yang berpandangan luas, tidak akan
malu dalam bab ini ; bahkan ia maju, bertanya, menyelidiki dan menampakkan
kemusykilan yang ia miliki, sehingga hilanglah kemusykilan tersebut.
[7]. Menyebarkan Ilmu
Di antara manfaat haji adalah menyebarkan ilmu kepada saudara-saudaranya
yang melaksanakan ibadah haji dan teman-temannya seperjalanan, yang di
mobil, di pesawat terbang, di tenda, di Mekkah dan di segala tempat. Ini
adalah kesempatan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala anugerahkan. Engkau bisa
menyebarkan ilmu-mu dan menjelaskan apa yang engkau miliki, akan tetapi
haruslah dengan apa yang engkau ketahui berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah
dan istimbath ahli ilmu dari keduanya. Bukan dari kebodohan dan
pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari Al-Kitab dan As-Sunnah.
[8]. Memperbanyak Ketaatan
Di antara manfaat haji adalah memperbanyak shalat dan thawaf, sebagaimana
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya : Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada
badan mereka ; hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan
hendaklah mereka berthawaf sekeliling rumah yang tua itu (Ka'bah)" [Al-Hajj
: 29]
Maka disyariatkan bagi orang yang menjalankan haji dan umrah untuk
memperbanyak thawaf semampunya dan memperbanyak shalat di tanah haram. Oleh
karena itu perbanyaklah shalat, qira'atul qur'an, tasbih, tahlil, dzikir.
Juga perbanyaklah amar ma'ruf nahi mungkar dan da'wah kepada jalan Allah
Subhanahu wa Ta'ala di mana banyak orang berkumpul dari Afrika, Eropa,
Amerika, Asia dan lainnya. Maka wajib bagi mereka untuk mempergunakan
kesempatan ini sebaik-baiknya.
[9]. Menunaikan Nadzar
Walaupun nadzar itu sebaiknya tidak dilakukan, akan tetapi seandainya
seseorang telah bernadzar untuk melakukan ketaatan, maka wajib baginya untuk
memenuhinya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Barangsiapa bernadzar untuk mentaati Allah, maka hendaklah dia
mentaati-Nya" [HR Bukhari]
Maka apabila seseorang bernadzar di tanah haram ini berupa shalat, thawaf
ataupun ibadah lainnya, maka wajib baginya untuk menunaikannya di tanah
haram ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Dan hendaklah mereka menunaikan nadzar" [Al-Hajj : 29]
[10]. Menolong Dan Berbuat Baik Kepada Orang Miskin
Di antara manfaat haji adalah bisa menolong dan berbuat baik kepada orang
miskin baik yang sedang menjalankan haji atau tidak di negeri yang aman ini.
Seseorang dapat mengobati orang sakit, menjenguknya, menunjukkan ke rumah
sakit dan menolongnya dengan harta serta obat.
Ini semua termasuk manfaat-manfaat haji.
"Artinya : ….agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka" [Al-Hajj
: 28]
[11]. Memperbanyak Dzikir Kepada Allah
Di negeri yang aman ini hendaklah memperbanyak dzikir kepada Allah, baik
dalam keadaan berdiri, duduk dan bebaring, dengan tasbih (ucapan
Subhanallah) , hamdalah (ucapan Alhamdulillah) , tahlil (ucapan Laa ilaaha
ilallah), takbir (ucapan Allahu Akbar) dan hauqallah (ucapan Laa haula wa
laa quwata illa billah).
"Artinya : Dari Abu Musa Al-As'ari Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda : "Perumpamaan orang yang mengingat Rabb-nya dan
yang tidak mengingat-Nya adalah sebagai orang hidup dan yang mati". [HR
Bukhari, Bahjatun Nadzirin no. 1434]
[12]. Berdo'a Kepada-Nya
Di antara manfaat haji, hendaknya bersungguh-sungguh merendahkan diri dan
terus menerus berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, agar Dia menerima
amal, membereskan hati dan perbuatan ; agar Dia menolong untuk
mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbagus ibadah kepada-Nya ; agar
Dia menolong untuk menunaikan kewajiban dengan sifat yang Dia ridhai serta
agar Dia menolong untuk berbuat baik kepada hamba-hamba- Nya.
[13]. Menunaikan Manasik Dengan Sebaik-Baiknya
Di antara manfaat haji, hendaknya melaksanakannya dengan sesempurna mungkin,
dengan sebaik-baiknya dan seikhlas mungkin baik sewaktu melakukan thawaf,
sa'i, wukuf di Arafah, berada di Muzdalifah, melempar jumrah, maupun sewaktu
shalat, qira'atul qur'an, berdzikir, berdo'a dan lainnya. Juga hendaknya
mengupayakannya dengan kosentrasi dan ikhlas.
[14]. Menyembelih Kurban
Di antara manfaat haji adalah menyembelih (binatang) kurban, baik yang wajib
tatkala berihram tammatu dan qiran, maupun tidak wajib yaitu untuk taqarrub
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Sewaktu haji wada' Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah berkurban
100 ekor binatang. Para sahabat juga menyembelih kurban. Kurban itu adalah
suatu ibadah, karena daging kurban dibagikan kepada orang-orang miskin dan
yang membutuhkan di hari-hari Mina dan lainnya.
Demikianlah sebagian hikmah dari ibadah haji (rukun Islam yang ke lima)
mudah-mudahan kita bisa mengambil manfaatnya, dan senantiasa diberi petunjuk
dari Allah Subhanahu wa Ta'ala serta diberi kemudahan untuk menunaikannya.
Amin
|
|
0 komentar:
Post a Comment